Showing posts with label Hikmah. Show all posts
Showing posts with label Hikmah. Show all posts

Monday, November 23, 2015

Islam Hanya Satu


Bu Guru : Murid-murid, taukah kalian bagaimana mereka menghancurkan umat Islam?
Murid : Lewat perang bu...!!!
Bu Guru : Selain lewat perang, lewat apalagi?
Murid : Gak tau bu..!!
 
Bu Guru : Ibu kasih permainan yaa.. Ibu akan meletakkan Quran diatas meja di tengah karpet. Quran itu dijaga sekelilingnya oleh umat muslim yang dimisalkan dengan karpet. Sekarang kalian berdiri di luar karpet. Permainannya adalah.. bagaimana caranya mengambil Quran yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tapi syaratnya tanpa menginjak karpet? Hayoo.. siapa yang bisa?
Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, tali dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.
 
Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Quran ditukarnya dengan buku lain. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet.
Bu Guru : Murid-murid, begitulah umat Islam dan musuh-musuhnya. Mereka tidak akan menginjak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar.
 
Murid : Contohnya gimana bu? 
Bu Guru : Contohnya sekarang ini banyak... boleh minum miras asal gak mabok, legalisasi miras, legalisasi prostitusi, kaum LGBT didukung, apartemen untuk pelacur, penggantian baju sekolah muslim, kaset ngaji disebut polusi suara, takbir keliling dilarang dengan alasan macet, tapi pesta tahun baru difasilitasi, dzikir akbar dilarang alasan ketertiban, tapi konser musik diijinkan, jualan hewan kurban dipersulit alasan kebersihan, tapi jualan daging anjing dipermudah, dan juga pengaturan pemotongan hewan Qurban yang dipersulit. Sedikit demi sedikit umat muslim dijauhkan dari agamanya.. Ibu khawatir, lama kelamaan adzan pun gak boleh..
 
Murid : Trus kita harus gimana bu?
Bu Guru : Kita perkuat iman kita, carilah pemimpin yang bertakwa pada Allah SWT. Jika pemimpin kita bertakwa pada Allah SWT, tidak mungkin korupsi, tidak mungkin membuat kebijakan yang merugikan umat. Hati-hati dengan pemberitaan media yang sering menyesatkan umat.. Kita gak tau siapa dibelakang mereka.. Bacalah Al-Quran, lalu taati, karena Firman Allah gak mungkin salah.
Murid : Siap bu guru..

Copy dari sahabat hati G+.
— bersama Muhammad Khadafi.

Sunday, July 5, 2015

4 Cara Allah Memberi Rezeki Kepada Makhluk-Nya

1. REZEKI TINGKAT PERTAMA (YANG DIJAMIN OLEH ALLAH) "Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yg bergerak di atas bumi ini yg tdk dijamin oleh Allah rezekinya."(QS. 11: 6)
Artinya Allah akan memberikan kesehatan,makan,minum utk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yg terendah.

2. REZEKI TINGKAT KEDUA
"Tidaklah manusia mendapat apa2 kecuali apa yg telah dikerjakannya" (QS. 53: 39)

Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yg dikerjakannya. Jika ia bekerja dua jam, dapatlah hasil yg dua jam. Jika kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh2, ia akan mendapat lebih banyak. Tdk pandang dia itu muslim atau kafir.

3. REZEKI TINGKAT KETIGA
“... Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. 14: 7)

Inilah rezeki yang disayang Allah. Orang2 yg pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah & mendapat rezeki yg lebih banyak. Itulah Janji Allah! Orang yg pandai bersyukurlah yg dapat hidup bahagia, sejahtera & tentram. Usahanya akan sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu.

4. REZEKI KE EMPAT (UNTUK ORANG2 BERIMAN DAN BERTAQWA)
".... Barangsiapa yg bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yg tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yg bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap2 sesuatu.”
(QS.Ath-Thalaq/65:2-3)


Peringkat rezeki yg ke empat ini adalah rezeki yg istimewa, tidak semua orang bisa meraihnya. Orang istimewa ini (muttaqun) adalah orang yg benar2 dicintai & dipercaya oleh Allah utk memakmurkan atau mengatur kekayaan Allah di bumi ini. Wallahul muafiq illa aqwa mithoriq
-Salam Syariah Way-

Sunday, June 21, 2015

Keutamaan orang yang membaca, mempelajari, mengajarkan dan amalan Al-Quran


Renungan Kisah Nyata.

Minggu lalu saya kembali Jum’atan di Graha CIMB Niaga Jalan Sudirman setelah lama sekali nggak sholat Jum’at di situ… Sehabis meeting dengan salah satu calon investor di lantai 27, saya buru2 turun ke masjid karena takut terlambat..dan bener aja sampai di masjid adzan sudah berkumandang… Karena terlambat saya jadi tidak tau siapa nama Khotibnya saat itu.. sambil mendengarkan khotbah saya melihat Sang Khotib dari layar lebar yg di pasang di luar ruangan utama masjid. 

Khotibnya masih muda, tampan, berjenggot namun penampilannya bersih..dari wajahnya saya melihat aura kecerdasan..tutur katanya lembut namun tegas…dari penampilannya yg menarik tsb..saya jadi penasaran..apa kira2 isi khotbahnya…

Ternyata betul dugaan saya!!!…isi ceramah dan cara menyampaikannya membuat jamaah larut dalam keharuan..banyak yg mengucurkan air mata (termasuk saya)..bahkan ada yg sampai tersedu sedan... Weleh2..sampai segitunya ya..lalu apa sih isi ceramahnya..koq kayaknya amazing bingitzz…

Dengan gaya yg menarik Sang Khotib menceritakan “true story”..seorang anak berumur 10 th namanya Umar..dia anak pengusaha sukses yg kaya raya.. Oleh ayahnya si Umar di sekolahkan di SD Internasional paling bergengsi di Jakarta..tentu bisa ditebak, bayarannya sangat mahal..tapi bagi si pengusaha, tentu bukan masalah..wong uangnya berlimpah… Si ayah berfikir kalau anaknya harus mendapat bekal pendidikan terbaik di semua jenjang..agar anaknya kelak menjadi orang yg sukses mengikuti jejaknya...

Suatu hari isterinya kasih tau kalau Sabtu depan si ayah diundang menghadiri acara “Father’s Day” di sekolah Umar.. “Waduuuh saya sibuk ma..kamu aja deh yg datang..” begitu ucap si ayah kpd isterinya..bagi dia acara beginian sangat nggak penting..dibanding urusan bisnis besarnya.. Tapi kali ini isterinya marah dan mengancam..sebab sudah kesekian kalinya si ayah nggak pernah mau datang ke acara anaknya..dia malu karena anaknya selalu didampingi ibunya..sedang anak2 yg lain selalu didampingi ayahnya… Nah karena diancam isterinya..akhirnya si ayah mau hadir meski agak ogah2an..

Father’s day adalah acara yg dikemas khusus dimana anak2 saling unjuk kemampuan di depan ayah2nya.. Karena ayah si Umar ogah2an maka dia memilih duduk di paling belakang..sementara para ayah yg lain (terutama yg muda2) berebut duduk di depan agar bisa menyemangati anak2nya yg akan tampil di panggung… Satu persatu anak2 menampilkan bakat dan kebolehannya masing2..ada yg menyanyi..menari..membaca puisi..pantomim..ada pula yg pamerkan lukisannya..dll.. Semua mendapat applause yg gegap gempita dari ayah2 mereka…tibalah giliran si Umar dipanggil gurunya untuk menampilkan kebolehannya..

“Miss, bolehkah saya panggil pak Arief..” tanya si Umar kpd gurunya..pak Arief adalah guru mengaji untuk kegiatan ekstra kurikuler di sekolah itu… ”Oh boleh..” begitu jawab gurunya..dan pak Ariefpun dipanggil ke panggung… “Pak Arief, bolehkah bapak membuka Kitab Suci Al Qur’an Surat 78 (An-Naba’)” begitu Umar minta kepada guru ngajinya…”Tentu saja boleh nak..” jawab pak Arief.. “Tolong bapak perhatikan apakah bacaan saya ada yg salah..” lalu si Umar mulai melantunkan QS An-Naba’ tanpa membaca mushafnya (hapalan)..dengan lantunan irama yg persis seperti bacaan “Syaikh Sudais” (Imam Besar Masjidil Haram)…

Semua hadirin diam terpaku mendengarkan bacaan si Umar yg mendayu-dayu…termasuk ayah si Umar yg duduk dibelakang…”Stop..kamu telah selesai membaca ayat 1 s/d 5 dengan sempurna..sekarang coba kamu baca ayat 9..” begitu kata pak Arief yg tiba2 memotong bacaan Umar… lalu Umarpun membaca ayat 9…”Stop, coba sekarang baca ayat 21..lalu ayat 33..” setelah usai Umar membacanya…lalu kata pak Arief:“Sekarang kamu baca ayat 40 (ayat terakhir)”..si Umarpun membaca ayat ke 40 tsb sampai selesai”... 

“Subhanallah…kamu hafal Surat An-Naba’ dengan sempurna nak…” begitu teriak pak Arief sambil mengucurkan air matanya…para hadirin yg muslimpun tak kuasa menahan airmatanya… Lalu pak Arief bertanya kepada Umar : ”Kenapa kamu memilih menghafal Al-Qur’an dan membacakannya di acara ini nak, sementara teman2mu unjuk kebolehan yg lain..?” begitu tanya pak Arief penasaran…

Begini pak guru…waktu saya malas mengaji dalam mengikuti pelajaran bapak..bapak menegur saya sambil menyampaikan sabda Rasulullah SAW : ”Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (H.R. Al-Hakim)…

“Pak guru..saya ingin mempersembahkan “Jubah Kemuliaan” kepada ibu dan ayah saya di hadapan Allah di akherat kelak..sebagai seorang anak yg berbakti kpd kedua orangnya..” Semua orang terkesiap dan tdk bisa membendung air matanya mendengar ucapan anak berumur 10 th tsb… Ditengah suasana hening tsb..tiba2 terdengan teriakan “Allahu Akbar..!!” dari seseorang yg lari dari belakang menuju ke panggung…

Ternyata dia ayah si Umar..yg dengan ter-gopoh2 langsung menubruk sang anak..bersimpuh sambil memeluk kaki anaknya.. ”Ampuun nak.. maafkan ayah yg selama ini tidak pernah memperhatikanmu..tdk pernah mendidikmu dengan ilmu agama..apalagi mengajarimu mengaji…” ucap sang ayah sambil menangis di kaki anaknya…” Ayah menginginkan agar kamu sukses di dunia nak…ternyata kamu malah memikirkan “kemuliaan ayah” di akherat kelak…ayah maluuu nak" ujar sang ayah sambil nangis ter-sedu2…subhanallah... 

Sampai disini, saya melihat di layar Sang Khotib mengusap air matanya yg mulai jatuh…semua jama’ahpun terpana..dan juga mulai meneteskan airmatanya..termasuk saya..diantara jama’ahpun bahkan ada yg tidak bisa menyembunyikan suara isak tangisnya...luar biasa haru... Entah apa yg ada dibenak jama’ah yg menangis itu..mungkin ada yg merasa berdosa karena menelantarkan anaknya..mungkin merasa bersalah karena lalai mengajarkan agama kpd anaknya.. mungkin menyesal krn tdk mengajari anaknya mengaji..atau merasa berdosa karena malas membaca Al-Qur’an yg hanya tergeletak di rak bukunya..dan semua..dengan alasan sibuk urusan dunia…!!! 

Saya sendiri menangis karena merasa lalai dengan urusan akherat..dan lebih sibuk dengan urusan dunia..padahal saya tau kalau kehidupan akherat jauh lebih baik dan kekal dari pada kehidupan dunia yg remeh temeh, sendau gurau dan sangat singkat ini..seperti firman Allah SWT dalam Q.S. Al-An'Amayat 32:”

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”... Astagfirullahal ghofururrohim..hamba mohon ampunan kepada Allah..Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang… Wallahu ‘alam bissawab.. Semoga bermanfaat..khususnya buat saya pribadi… Salam.........

Kiriman dari seorang sahabat Fanspage ini yang bernama @Selvie Lestasi
Silahkan dibagikan semoga memberikan manfaat
By : aryginanjar.com

Thursday, January 8, 2015

Arti Sahabat


Saat kita masih bersama sahabat kita mungkin belum terasa seberapa penting sahabat kita itu. Tapi coba rasakan ketika kita dan dia berpisah kita akan sangat kehilangan dia, tidak ada lagi yang selalu mendengarkan keluh kesah kita, saat kita kesepian sahabat selalu menemani. Setelah berpisah itu baru akan terasa betapa penting nya sosok seorang sahabat.

Sahabat itu bukan mesin ATM ...
yang hanya dibutuhkan saat perlu saja dan harus siap sedia

Sahabat
itu bukan tissue ...
yang hanya dipakai untuk membuang sesuatu yang tidak berguna dan melindungi/menutupi diri sendiri dari kesulitan-kesulitan yang ada

Sahabat itu bukan tas plastik ...
yang hanya membungkusmu dari segala ancaman, lalu dibuang jika sudah usang

Sahabat itu seperti buku yang ditulisi ...
yang mau menampung semua perasaanmu, dan tak akan melupakan kebersamaanmu dengannya ... saat ia ada, kamu pun ada karena buku tak akan bisa membuka kisahnya sendirian

Sahabat itu seperti tanganmu ...
saat kamu menangis, dia mengusap
saat kamu disakiti nyamuk, dia menepuk nyamuk itu (hehehe....) Laughing
saat kamu disakiti orang, dia membelamu
saat kamu meninggalkannya, ia tak akan meninggalkanmu ...

Selalu ada ...........


( Sumber : Facebook.com )

Istiqomah dalam berhijab

Bila sudah berhijab istiqamah ya.. | kalo dibuka-tutup nanti nggak dapet habits-nya | nanti dikirain jalur puncak lagi hehe...

Belajar berhijab yang sederhana aja | nanti dapetnya juga suami yang simpel dan nggak rumit | karen iman itu sederhana

Kalau sudah berhijab jangan lupa juga foto-foto yang masih kebuka diturunin semua | simpen nanti untuk kenang-kenangan sama suami aja XD
Jika sudah berhijab pelan-pelan sempurnakan dengan hijab kelakuan juga | lebih anteng, adem, kalem, woles jangan kalap depan cowok

Sudah berhijab sering-sering ikut kajian biar cakep luar dalem | imannya cakep dan luarnya ketutup | wihh...... pantes jadi istri dan ibu deh
Niat berhijab juga diluruskan setiap saat | bukan karena trend mode atau ikut-ikutan | tapi hanya karena taat Allah

Nah buat yang berhijab juga | nggak perlu upload foto yang di unyu-unyu-in dan ngarep dikomen "subhanallah ......." |

Unyu dan manja didepan suami aja nanti ya.. | sekarang didepan cowok jangan heboh | jaga emosi dan woles hehe..Hijab badan dan kelakuan dan tunjukkan keindahan Islam | jadilah pembawa Al-Qur'an yang jadi contoh kebaikan. ( Sumber : Ustadz Felix Siauw )

Tuesday, September 9, 2014

Suasana Kehidupan Yang Terang Bersama Al-Qur'an

Pemandangan anak-anak atau remaja pergi mengaji ke surau dengan mendekap kitab suci al-qur’an di dadanya, saat ini sungguh merupakan pemandangan yang sangat langka. Kita lebih mudah menemukan anak-anak membawa komik atau buku kartun di tas dan dalam tentengannya, kita lebih mudah menemukan remaja dan orang dewasa membawa buku-buku karya penulis barat, buku-buku Kahli Gibran, novel-novel melankolis atau bahkan cengeng, kenapa?

Kenapa kita seolah-olah malu ketika menyandang atau membawa al-qur’an dalam tas kita?

Kenapa kita seolah-olah minder ketika kita membaca al-qur’an sementara orang lain membaca Kahlil Gibran, Wiro Sableng atau buku-buku Ko Pinho?

Kenapa kita seolah-olah merasa ketinggalan zaman ketika kita membaca al-qur’an, sementara orang lain membaca Seven Habit-nya Stephen Cohey?

Kenapa seolah-olah buku-buku bacaan, koran dan surat khabar justru menjadi menu wajib di ruang baca kita, sementara al-qur’an tak lebih dari sekedar pajangan di rak dan lemari buku?

Ada sebuah pergeseran perilaku dan cara pandang kita terhadap al-qur’an, mungkin salah satu penyebabnya. Padahal sejarah mencatat periode keemasan Islam justru terjadi ketika umatnya, umat Islam ini demikian menghargai al-qur’an, menjadikannya rujukan, menjadikannya imam, menjadikannya sumber dari segala sumber hukum, menjadikan al-qur’an sebagai bacaan wajib, memahami kandungannya dan kemudian mengamalkan apa yang digariskannya.

Tidakkah kita ingin benar-benar kembali menjadi umat terbaik yang diturunkan Allah kepada manusia?

Adakah kita cukup puas dengan sebutan saja, sementara dalam kenyataannya, umat Islam saat ini ibarat buih di lautan yang dihempas ombah kian kemari, berpecah belah, karena setiap kita mempunyai pemikiran yang parsial dan hanya berdasar pada logika dan asumsi, bukan bersandar pada kebenaran al-qur’an yang telah dijamin oleh Allah sebagai satu-satunya bacaan yang akan memberi syafaat di Yaumil Akhir nanti.

Kalau saat ini kita belum mampu menjadikan al-qur’an sebagai menu utama ruang baca kita, kenapa kita tak menyempatkan diri membaca al-qur’an di sela-sela rehat kita, setidaknya kita melatih diri untuk bisa hidup nyaman dengan al-qur’an.

Kalau seorang mekanik memjalankan mesin harus mengikuti buku manualnya, kalau mobil harus dijalankan dengan panduan manualnya, kalau pesawat terbang harus sesuai denga aturan yang ditetapkannya, kok bisa ya kita menjalani roda kehidupan kita tanpa panduan al-qur’an?!

Kenapa kita tidak belajar dari sejarah, bagaimana kehancuran umat-umat sebelum Islam pun terjadi ketika mereka berpaling dari apa yang telah digariskan oleh Tuhan dalam kitab-kitab sucinya. Kehancuran umat-umat itu ketika mereka hanya menjadikan kitab-kitab itu tak lebih dari sebuah bacaan kuno, yang dibawa kian kemari tanpa tahu apa isi kandungannya, Allah menyindir golongan dari jenis ini lewat firman-Nya;

(Quran Surah Al-Jumu’ah ayat 5) “Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, Kemudian mereka tiada memikulnya [*] adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.”

[*] Maksudnya: tidak mengamalkan isinya, antara lain tidak membenarkan kedatangan Muhammad s.a.w.

Apakah kita akan mengulangi kesalahan kaum-kaum fasik tersebut? Apakah kita tidak malu menyebut kita umat terbaik, sementara perilaku dan cara kita memperlakukan al-qur’an hampir sama dengan mereka memperlakukan kitab-kitabnya?

Mari kita rubah cara pandang dan pola pikir terhadap al-qur’an, mari kita bangga membaca, memahami dan mengamalkan al-qur’an.

Biarkan saja jika masih ada orang-orang yang mendiskerditkan al qur’an dengan pikiran-pikiran piciknya, karena al-qur’an tak perlu membuktikan apapun bahwa al-qur’an memang kebenaran yang datangnya dari Allah. Justru mereka-mereka itulah yang harus membuktikan ucapan dan pemikiran-pemikiran piciknya terhadap al-qur’an.

Tengok disekitar kantor kita, ada berapa al-qur’an di sana? Kalau belum ada, mungkin kita bisa menyediakannya untuk memungkinkan kita setiap hari bisa berhubungan dengan al-qur’an.

“Suasana di kota santri, asyik menyenangkan hati”

“Tiap pagi dan sore hari muda-muda berbusana rapi”

“Pulang pergi mengaji”

“Hilir mudik silih berganti, menyandang kitab suci”

Demikian sebuah syair qasidah yang masih cukup enak didengar, mengingatkan kita pada masa-masa dikampung dulu, masa indah di mana kita pergi ke surau-surau untuk mengaji, mendekap kitab suci al-qur’an yang terbungkus rapi dalam balutan kain putih.

Diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra. Rasulullah SAW bersabda ,”Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum Al Qur’an pulang kembali ke asalnya sehingga gema al Quran  berdengung di sekitar ‘Arasy’ seperti dengungan lebah. Kemudian Allah SWT bertanya, “Ada apa denganmu? Al Quran menjawab,”Dari-Mu aku keluar dan kepada-Mu aku kembali. Aku dibaca, tetapi tidak diamalkan,’pada ketika itulah Al Quran diangkat ke haribaan Allah.” (HR ad Dailami) - Sumber : FB Ustad Yusuf Mansyur