Friday, May 13, 2016

Festival Film Independent Al-Zaytun

Mau tahu kalau anak-anak Aliyah di Mahad Al-Zaytun sudah bisa membuat acara rutin Festival Film Independent Al-Zaytun. Lihat saya di bawah ini yang merupakan karya Festival Film Independent yang dibuat oleh angkatan Sparta di Al-Zaytun pada tanggal 31 Januari 2016.










Bagaimana keren-keren khan karyanya. Nah kamu juga bisa lihat karya Festival Film Independent Al-Zaytun untuk angkatan sebelumku di Youtube. Nah ini beberapa linknya, yang berhasil aku kumpulkan.
- Bukan Khayalan (Produksi Siswa Aliyah Angkatan ke 7)
- Kenapa Harus Doel
- Free Runners Al-Zaytun

Penampilan Keren Seragam Sailor Al-Zaytun

Inilah Penampilan keren teman-temanku dengan seragam sailor Al-Zaytun. Yuk dilihat yang seperti apa sih kerennya seragam sailor itu.


Kenalkah kamu dengan Sailormoon?  Film kartun ini sangat populer pada tahun 90-an di Indonesia. Film kartun ini menceritakan sekelompok gadis muda dengan kekuatan magis dalam memerangi kejahatan. Jagoan-jagoan cantik ini menggunakan kostum sailor atau pelaut, tentu saja dengan modifikasi seperti warna yang berbeda di bagian kerah dan rok super pendek yang membuat mereka terlihat semakin cute.

Dalam film ini para superhero dari Jepang ini memang diceritakan sebagai murid-murid sekolah menengah atas dan kostum sailor  yang mereka pakai adalah seragam sekolah mereka. Film ini terbukti sukses besar dan memiliki andil banyak dalam mempopulerkan gakuran atau seragam sekolah SMP dan SMA di Jepang, ke seluruh penjuru dunia.

Pada akhirnya seragam sailor ini menjadi sangat mendunia dan sangat populer diantara pelaku cosplay, yaitu orang yang berdandan khusus menirukan karakter kartun favoritnya di berbagai negara. Ratusan judul manga (komik Jepang), anime (film kartun Jepang), dorama (opera sabun Jepang) memiliki kontribusi yang sangat besar dalam mempopulerkan seragam ini ke dunia pop. Dalam cerita-cerita tersebut seragam sailor selalu identik dengan para remaja yang cute, manis, muda dan bersemangat. Seragam sailor tidak hanya populer sebagai sebuah kostum tapi juga sebagai sebuah budaya pop lengkap dengan segala atribut dan aksesoris-aksesorisnya.

Gakuran atau seragam sailor pertama kali diperkenalkan di Jepang pada akhir abad 19. Seragam ini memang didesain berdasarkan seragam formal militer pada jaman Meiji dengan sedikit pengaruh dari pakaian ala Eropa. Sekolah menegah pertama dan atas umumnya menggunakan seragam gakuran ini. Warna yang digunakan biasanya adalah hitam, tetapi ada juga beberapa sekolah menggunakan warna biru navy. Seragam sailor ini hanya untuk anak perempuan, sedangkan anak laki-laki menggunakan seragam yang menyerupai seragam militer.

Seragam sailor tidak memiliki banyak kombinasi. Hanya ada 2 tipe seragam, yaitu dengan atasan putih untuk musim panas dan warna gelap untuk musim dingin. Pada hari-hari yang sangat dingin para siswa umumnya menambahkan jaket atau cardigan berwarna senada di atas seragam sailor tersebut.

Di Jepang sendiri seragam sailor juga sangat populer. Tidak hanya karena memang itulah seragam sekolah mereka tetapi juga karena dunia industri telah menciptakan kesan bergengsi pada seragam ini. Seragam ini bukan hanya seragam biasa bagi kebanyakan orang, melainkan telah menjadi tren yang menjadi bagian dari gaya hidup remaja di Jepang.

Para siswa biasanya membeli gakuran dari sekolah. Beberapa sekolah swasta bahkan menunjuk penjahit khusus untuk menyiapkan seragam bagi murid-muridnya. Harga gakuran bervariasi tetapi yang jelas sangat mahal karena kualitasnya bagus. Satu set gakuran buatan penjahit biasa dihargai hingga 80.000 yen yang setara dengan sekitar 8 juta rupiah. Karena harganya yang mahal ini, merupakan hal yang normal dalam sebuah keluarga yang bersekolah di tempat yang sama untuk menurunkan pemakaian gakuran ini dari kakak ke adiknya.

Banyak siswa tetap menggunakan seragam gakuran ini sekalipun pada hari-hari saat sekolah tidak mewajibkannya karena dengan mengenakannya mereka merasa jauh lebih keren, bergaya cute, dan menjadi bagian dari fashion yang mendunia. Pertanyaan yang menjadi penting untuk kita, “Bagaimana dengan kita di Indonesia? Sudahkah kita mencintai pakaian khas Indonesia sehingga bisa menjadi tren gaya hidup?” (Sumber : www.majalah1000guru.net)


Tuesday, February 23, 2016

Anak Pesantrenkah ini ?

Bukan, anak pesantren kan biasanya pakai sarung dan peci.
Bukan, anak pesantren kok pakai jas dan berdasi , keren amat.
Bukan, anak pesantren biasanya penampilannya suka ketinggalan jaman, kalau ini modern banget. 

Wajar, kalau banyak orang menganggap anak pesantren ketinggalan jaman, kurang gaul, kumuh dalam hal berpenampilan. Karena selama ini anak pesantren penampilannya memang tidak pernah lepas dari sarung dan pecinya, bahkan jalan-jalan di luar pesantren juga tetep pakai sarung dan peci.

Maaf sebelumnya bukan berarti saya tidak setuju kalau santri pakai sarung dan peci ya….tetapi akan lebih terlihat sesuai dengan jaman, maka sangat mendukung jika pakaiannya berjas dan berdasi.

Akan tetapi penampilan yang keren ini adalah penampilan sebagian santri rijal atau laki-laki di pesantren Al-Zaytun Indramayu Jawa Barat, yang sedang melakukan sholat berjamaah disela-sela kegiatan mereka.

Bukan para aktor korea yang lagi akting looooo……heeeeem. Indahkan jika melihat para generasi bangsa kita benar-benar rapi, tertata penuh kedisiplinan dalam setiap perilakunya.

Satu lagi jika selain penampilan anak-anak kita cara berfikirnya selalu dijiwai dengan spirit berakhlak mulia, berpengetahuan luas, berpikiran bebas dan berbadan sehat. InsyaAllah akan sanggup diarahkan kepada sistem modern dalam segala hal.

Saya menulis seperti ini, bukan omong doang ya…., tapi saya ikut terlibat langsung sebagian kegiatan di pesantren Al-Zaytun, karena saya juga salah satu walisantri yang mempercayakan buah hati kami pada pesantren Al-Zaytun. Secara tidak langsung mengetahui kegiatan pesantren.

Selain tampilan fisik/luar para santri Al-Zaytun, Sejak usia dini atau setara dengan tingkat SD, anak kami dan santri lainnya sudah diajarkan hidup penuh kasih sayang, perdamainan dan toleransi seperti dalam (http://ayobercerita.com/indahnya-hidup-toleransi/). Dan yang luarbiasa mereka tidak sekedar hafalan, mengaji, ibadah ritual tetapi mereka diajak untuk benar-benar mengaplikasikan apa yang telah dipelajari mereka.

Alhamdulillahirrobbil’alamin, setiap bulan selama 2 tahun di Al-Zaytun selalu menunjukkan tumbuh kembang yang membaik. mulai dari hilangnya sifat egois, ke akuan, sifat cuek, tidak mau berbagi, dan banyak lagi dan yang pasti anak kami sejak usia 6 tahun (tahun pertama) sudah bisa menjadi imam sholat berjamaah di kelas dengan bacaan sholat yang lancar (sungguh terkejut saya), bisa memimpin doa setelah sholat berjamaah, dan yang jelas kemandirian nya luarbiasa meroket. 

Dan hebatnya lagi semua anak juga mengalami tumbuh kembang yang meningkat, walaupun bidang yang berbeda, entah itu olahraga, kesenian, akademik, yang penting semua dilandasi berakhlak mulia. Dicatat ya….tempat pendidikan itu sukses jika semua siswanya bisa sukses bersama. (Sumber : Ayobercerita.com)