Monday, December 15, 2014

Stand By Me Doraemon

[Senin, 15 Desember 2014] Dalam mengisi liburan sekolahku ini, aku menyempatkan menonton Stand By Me Doraemon di Blitzmegaplex  Pacific Place bersama temanku Nurul Haqq. Aku kepingin nonton karena, menurut Ririn, adiku yang telah menonton hari Jumat kemarin, katanya filmnya bagus.

Bersyukur aku diperbolehkan oleh ayah dan ibu untuk pergi menonton bersama dengan temanku Nurul Haqq, yang memang liburan tahun ini menyempatkan untuk bermain kerumahku.Aku dan Nuha, menonton Stand By Me Doraemon yang 3 Dimensi. Wah Seru lho....... Lagi pula, nontonnya hari Senin, Paket Hemat.


Film terbaru Doraemon yang berjudul Stand by Me ini menjadi salah satu film yang paling dinanti di penghujung tahun 2014. Kenapa Stand by Me menjadi salah satu film yang paling dinanti? Tak lain karena film ini akan menjadi film doraemon terakhir.


Berbeda dengan cerita-cerita sebelumnya di film doraemon, Stand by Me Doraemon ini akan lebih banyak menyuguhkan kisah sedih. Bagaimana tidak, film yang dibuat dalam versi 3 dimensi ini menceritakan tentang perpisahan Doraemon dan Nobita di musim panas. Doraemon harus meninggalkan Nobita dan kembali ke masa depan. Mereka tak lagi bisa bersama-sama. Apakah Nobita bisa bertahan tanpa Doraemon dan alat-alat ajaibnya?

Tak hanya mengisahkan perpisahan nobita dan doraemon saja, film ini juga menceritakan berbagai kisah nobita dan juga kawan-kawan. Cerita kehidupan sehari-hari mereka di kehidupan selanjutnya, sampai kisah romantis pernikahan nobita. Alat-alat ajaib Doraemon juga masih dipakai, seperti; mesin waktu, pintu ke mana saja, baling-baling bambu, kamera pengubah busana, terowongan Gulliver, selimut waktu.

Dalam trailer film Stand By Me menyebutkan bahwa film ini adalah kompilasi terbaik untuk semua orang yang pernah jadi anak-anak. Sayangnya jadwal tayang Doraemon Stand By Me di bioskop XXI (21) belum muncul saat jadwal di Blitzmegaplex sudah rilis.

Film yang disutradarai oleh Takashi Yamazaki dan Ryuichi Yagi ini juga ditayangkan di 59 negara lain, seperti : Mesir, Palestina, Saudi Arabia, Maldives, Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, Italia, Swiss, Spanyol, India, Nepal.


Tuesday, December 9, 2014

Jembatan Tarik Kota Intan

[Selasa, 9 Desember 2014] Liburan hari kedua ini, aku dan teman-teman melihat suasana Wisata Kota Tua di Jakarta. Berangkatnya Aku diantar oleh ayahku ke Stasiun Kereta KRL di Tanjung Barat. Sekitar jam 11.15, aku sudah sampai di stasiun untuk bertemu dengan temanku MD.

Ketika pulang Aku turunnya di stasiun di Tanjung Barat lagi, sedangkan teman-temanku langsung ke Depok, untuk pergi ke Mall Margocity. Aku tidak ikut, karena kepalaku pusing, tidak kuat dengan polusi ketika berada di area Wisata Kota Tua. Benar saja, ketika sudah bertemu ayah, aku mual dan muntah, karena sudah aku tahan sejak aku naik kereta di Stasiun kota.

Sampai di rumah aku langsung tidur karena pusing sekali. Sore harinya, Ainun datang untuk menginap di rumahku, sebelum berangkat ke Sulawesi.



Sunday, October 5, 2014

Perayaan Iedul Adha 1435H

[Minggu, 5 Oktober 2014] Setelah pelaksanaan sholat Iedul Adha 1435 di Mesjid Al-Hayat, kami semua anak kelas 11 menjadi panita pemotongan hewan qurban.

Untuk hewan kurban yang dipotong terdiri dari kambing 12 kepala dan domba sebanyak 50 kepala, sedangkan untuk hewan sapi, sudah didistribusikan ke masyarakat di sekitar desa Gantar. 

Pada kesempatan Iedul Adha ini, alhamdullillah Ayah datang ke Mahad, dan datang ke tempat pemotongan hewan qurban di baseman Masjid Rahmatan Lil Alamin. Nah, ini adalah beberapa photo-photonya.


Tuesday, September 9, 2014

Suasana Kehidupan Yang Terang Bersama Al-Qur'an

Pemandangan anak-anak atau remaja pergi mengaji ke surau dengan mendekap kitab suci al-qur’an di dadanya, saat ini sungguh merupakan pemandangan yang sangat langka. Kita lebih mudah menemukan anak-anak membawa komik atau buku kartun di tas dan dalam tentengannya, kita lebih mudah menemukan remaja dan orang dewasa membawa buku-buku karya penulis barat, buku-buku Kahli Gibran, novel-novel melankolis atau bahkan cengeng, kenapa?

Kenapa kita seolah-olah malu ketika menyandang atau membawa al-qur’an dalam tas kita?

Kenapa kita seolah-olah minder ketika kita membaca al-qur’an sementara orang lain membaca Kahlil Gibran, Wiro Sableng atau buku-buku Ko Pinho?

Kenapa kita seolah-olah merasa ketinggalan zaman ketika kita membaca al-qur’an, sementara orang lain membaca Seven Habit-nya Stephen Cohey?

Kenapa seolah-olah buku-buku bacaan, koran dan surat khabar justru menjadi menu wajib di ruang baca kita, sementara al-qur’an tak lebih dari sekedar pajangan di rak dan lemari buku?

Ada sebuah pergeseran perilaku dan cara pandang kita terhadap al-qur’an, mungkin salah satu penyebabnya. Padahal sejarah mencatat periode keemasan Islam justru terjadi ketika umatnya, umat Islam ini demikian menghargai al-qur’an, menjadikannya rujukan, menjadikannya imam, menjadikannya sumber dari segala sumber hukum, menjadikan al-qur’an sebagai bacaan wajib, memahami kandungannya dan kemudian mengamalkan apa yang digariskannya.

Tidakkah kita ingin benar-benar kembali menjadi umat terbaik yang diturunkan Allah kepada manusia?

Adakah kita cukup puas dengan sebutan saja, sementara dalam kenyataannya, umat Islam saat ini ibarat buih di lautan yang dihempas ombah kian kemari, berpecah belah, karena setiap kita mempunyai pemikiran yang parsial dan hanya berdasar pada logika dan asumsi, bukan bersandar pada kebenaran al-qur’an yang telah dijamin oleh Allah sebagai satu-satunya bacaan yang akan memberi syafaat di Yaumil Akhir nanti.

Kalau saat ini kita belum mampu menjadikan al-qur’an sebagai menu utama ruang baca kita, kenapa kita tak menyempatkan diri membaca al-qur’an di sela-sela rehat kita, setidaknya kita melatih diri untuk bisa hidup nyaman dengan al-qur’an.

Kalau seorang mekanik memjalankan mesin harus mengikuti buku manualnya, kalau mobil harus dijalankan dengan panduan manualnya, kalau pesawat terbang harus sesuai denga aturan yang ditetapkannya, kok bisa ya kita menjalani roda kehidupan kita tanpa panduan al-qur’an?!

Kenapa kita tidak belajar dari sejarah, bagaimana kehancuran umat-umat sebelum Islam pun terjadi ketika mereka berpaling dari apa yang telah digariskan oleh Tuhan dalam kitab-kitab sucinya. Kehancuran umat-umat itu ketika mereka hanya menjadikan kitab-kitab itu tak lebih dari sebuah bacaan kuno, yang dibawa kian kemari tanpa tahu apa isi kandungannya, Allah menyindir golongan dari jenis ini lewat firman-Nya;

(Quran Surah Al-Jumu’ah ayat 5) “Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, Kemudian mereka tiada memikulnya [*] adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.”

[*] Maksudnya: tidak mengamalkan isinya, antara lain tidak membenarkan kedatangan Muhammad s.a.w.

Apakah kita akan mengulangi kesalahan kaum-kaum fasik tersebut? Apakah kita tidak malu menyebut kita umat terbaik, sementara perilaku dan cara kita memperlakukan al-qur’an hampir sama dengan mereka memperlakukan kitab-kitabnya?

Mari kita rubah cara pandang dan pola pikir terhadap al-qur’an, mari kita bangga membaca, memahami dan mengamalkan al-qur’an.

Biarkan saja jika masih ada orang-orang yang mendiskerditkan al qur’an dengan pikiran-pikiran piciknya, karena al-qur’an tak perlu membuktikan apapun bahwa al-qur’an memang kebenaran yang datangnya dari Allah. Justru mereka-mereka itulah yang harus membuktikan ucapan dan pemikiran-pemikiran piciknya terhadap al-qur’an.

Tengok disekitar kantor kita, ada berapa al-qur’an di sana? Kalau belum ada, mungkin kita bisa menyediakannya untuk memungkinkan kita setiap hari bisa berhubungan dengan al-qur’an.

“Suasana di kota santri, asyik menyenangkan hati”

“Tiap pagi dan sore hari muda-muda berbusana rapi”

“Pulang pergi mengaji”

“Hilir mudik silih berganti, menyandang kitab suci”

Demikian sebuah syair qasidah yang masih cukup enak didengar, mengingatkan kita pada masa-masa dikampung dulu, masa indah di mana kita pergi ke surau-surau untuk mengaji, mendekap kitab suci al-qur’an yang terbungkus rapi dalam balutan kain putih.

Diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra. Rasulullah SAW bersabda ,”Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum Al Qur’an pulang kembali ke asalnya sehingga gema al Quran  berdengung di sekitar ‘Arasy’ seperti dengungan lebah. Kemudian Allah SWT bertanya, “Ada apa denganmu? Al Quran menjawab,”Dari-Mu aku keluar dan kepada-Mu aku kembali. Aku dibaca, tetapi tidak diamalkan,’pada ketika itulah Al Quran diangkat ke haribaan Allah.” (HR ad Dailami) - Sumber : FB Ustad Yusuf Mansyur

Sunday, August 17, 2014

Paskibra 17 Agustus 2014 di Mahad Al Zaytun

[Minggu, 17 Agustus 2014]. Peringatan 17 Agustus 2014 di Mahad Al Zaytun, merupakan kenangan tersendiri bagiku, karena pada saat itu, aku bertugas sebagai pasukan pengibar bendera (paskibra) yang berada posisi barisan kelompok 17. Wah, aku senang sekali, lagi pula pada hari itu, Ayah, Ibu dan Ririn juga hadir di Mahad Al Zaytun.

Banyak sekali manfaat yang aku dapatkan selama mengikut pengemblengan sebagai pasukan pengibar bendera (paskibra). Dari displin dan ketaatan kepada setiap perintah, juga belajar menjadi satu tim  untuk dapat bekerja sama dengan teman-teman.

Dorongan semangat dan doa dari orang tua, khususnya ibuku, akhirnya aku dapat melaksanakan tugas sebagai pasukan pengibar bendera (paskibra) dan sukses dengan sebaik-baiknya. Terima kasih ya, untuk ayah dan ibu.

Lihat berita terkait :
- Latihan Paskibra 2014 di Mahad Al-Zaytun
- Serunya Foto Bersama Tima Paskibra Angkatan ke XI
- Serba-serbi Peringatan 17 Agustus 2014 di Mahad Al-Zaytun


Serba serbi peringatan 17 Agustus 2014

[Minggu, 17 Agustus 2014] Ini adalah foto dari kreatifitas anak-anak santri Mahad Al-Zaytun pada saat perayaan peringatan 17 Agustus 2014. Ada yang membuat Bajaj, Parade pedagang kaki lima, Ondel-ondel, Patung Bung Tomo. Ada juga yang membuat Tank, serta ogo-ogo dari Bali. Wah, pokoke rame deh.....

Sedangkan santri perwakilan dari Propinsi Banten ada yang membuat Patung Kerbau yang di atasnya dinaiki oleh santri. Juga ada dari Propinsi Jawa Barat yang membuat Angklung. Santri dari Sumatera Selatan ada yang membuat miniatur Jembatan Ampera.

Lihat berita terkait :
- Paskibra 2014 di Mahad Al-Zaytun
- Serunya Foto Bersama Tima Paskibra Angkatan ke XI
- Latihan Paskibra 2014 di Mahad Al-Zaytun










Serunya, Foto bersama Tim Paskibra Angkatan ke XI

[Minggu, 17 Agustus 2014] Setelah pelaksanaan yang Allhamdullillah, berjalan dengan lancar. Kami, peserta paskibra diarahkan untuk berkumpul di Gedung Utsman sebelah barat, yang posisinya masih teduh dari sinar matahari pagi, sekitar jam 09.20. Nah, ini nih, serunya photo bareng dengan Tim Paskibra Angkatan ke XI.
Lihat berita terkait :
- Latihan Paskibra 2014 di Mahad Al-Zaytun
- Paskibra 2014 di Mahad Al-Zaytun
- Serba-serbi Peringatan 17 Agustus 2014 di Mahad Al-Zaytun